politics.apabisa.com | apabisa.com
– Timbul kembali tuduhan mengenai ijazah buatan sendiri dari Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), yang diklaim alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Yang terkini adalah pernyataan dari eks-dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, yang menyuarakan keraguanannya tentang keautentikasan ijazah serta skripsinya milik Jokowi.
Gosip tentangijazah buatan sendiri ini telah menyebar dan menjadi perdebatan panas dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat, terdapat tiga kasus hukum yang diajukan dan pada akhirnya dimenangkan oleh tim Jokowi.
Maka, mengapa Rismon tetap menyatakan bahwa ijazah Jokowi dari UGM adalah palsu?
Pertama, risalah Rismon mencatat hal tersebut karena lembar pengesahan serta sampul tesis memakai jenis huruf Times New Roman.
Ketika itu, menurut pendapatnya, hal tersebut belum hadir di masa tahun 1980-an sampai 1990-an.
Sebagaimana dikenali, cover dan lembar pengesahan disertasikan oleh Jokowi waktu itu dicetak di percetakan, tetapi semua konten dalam naskahnya yang mencapai 91 halaman masih ditulis dengan mesin tik.
Kedua, terkait serinya ijazah Jokowi yang dipandang berbeda atau tanpa penggunaan klaster dan hanya menampilkan nomor saja.
Ketiga, hingga kini pihak Jokowi pun belum pernah memperlihatkan ijazah aslinya ke publik, terutama setelah masalah ini menjadi sorotan.
Sebabnya Kekuatan Hukum Tidak Menunjukkan Ijazah Asli Joko
Terkait kontroversi diploma Jokowi, tim pengacara yang mewakili Jokowi menganggap tuduhan tentang diplomanya yang palsu adalah hal yang salah dan bisa membingungkan.
Yakup Hasibuan, pengacara Jokowi, menyatakan bahwa tugas pembuktian berada di pihak yang mengklaim ijazah itu palsu.
Dia menyebutkan bahwa tim kuasanya hanya akan menampilkan ijazah aslinya Jokowi apabila diharuskan berdasarkan undang-undang.
Kita tidak akan memperlihatkan ijasah resmi Bapak Jokowi, kecuali jika diperlukan secara hukum dan diminta oleh otoritas terkait seperti pengadilan serta lainnya.
“Itu pasti kami akan taat dan kami tunjukkan. Tapi jika tidak, untuk apa kami tunjukkan?” ucap Yakup, di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).
Pernyataan serupa juga diutarakan oleh anggota tim kuasa hukum yang lain, yaitu Andra Reinhard Pasaribu.
Dia menyatakan bahwa mereka akan berkolaborasi jika benar adanya perintah hukum yang mewajibkan penyediaan dokumen tersebut.
“Maka di masa mendatang, mohon mengikuti proses hukum. Selama terdapat vonis atau peraturan dari pengadilan yang menyuruh kita untuk menampilkan sesuatu, kita pasti akan menampilkannya,” tegasnya.
UGM Pastikan Kepatenan Ijazah Jokowi Tetap Asli
UGM juga mengkonfirmasi bahwa ijazah Jokowi sah dan konsisten dengan kondisi yang ada di lapangan, menyusul usianya menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan UGM.
Awalnya, sejumlah orang yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk meminta klarifikasi, Selasa (15/4/2025).
Wakil Rektor bidang Pendidikan dan Pembelajaran UGM, Wening Udasmoro menyatakan bahwa timnya sudah berdialog dengan tiga perwakilan dari TPUA yakni Roy Suryo, Rismon, serta dokter Tifa.
“Kami sebetulnya memberikan ruang 5 orang, tapi tadi yang hadir 3 orang untuk menemui kami,” kata Wening, Selasa, dikutip dari
Wartakotalive.com.
Wening menggarisbawahi bahwa UGM merupakan lembaga pendidikan yang secara konsisten mentaati ketentuan akademik.
“UGM kami merupakan lembaga pendidikan yang secara konsisten mengikuti regulasi akademik, dari saat mahasiswa pertama kali datang ke kampus ini bersama berbagai dokumen hingga pada penutupannya,” jelasnya.
Wening menyatakan bahwa Jokowi terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sudah menuntaskannya.
Dia menyebutkan bahwa UGM mempunyai bukti-bukti berkaitan dengan hal itu, termasuk berkas-berkas dan dokumen-dokumennya.
Sebagai bagian dari UGM, kami menyampaikan bahwa Joko Widodo telah melaksanakan seluruh tiga fungsi utama perguruan tinggi sejak awal hingga akhirnya berkiprah di Universitas Gadjah Mada.
“Serta kita mempunyai bukti-bukti, surat-surat, dan dokumen-dokumen yang berada di Fakultas Kehutanan,” jelasnya.
Di samping itu, menurut Wening, UGM menyimpan berkas lengkap mulai dari ijasah SMA ketika pendaftaran sampai dengan ujian skripsi Joko Widodo.
“Sebagai contoh, kita punya ijazah STTB dari masa sekolah menengah atas, lalu berkas-berkas lain, termasuk diskusi verbal saat sidang proposal. Selain itu, kami juga mengantarkan naskah skripsinya,” jelasnya.
Wening menyebutkan bahwa kawan-kawan sekelas Jokowi dari Fakultas Kehutan Universitas Gadjah Mada turut hadir dalam pertemuan itu sambil menunjukkan ijazah beserta gambar-gambar pada acara kelulusannya.
“Kebetulan banyak sekali yang hadir, satu angkatan. Terutama yang wisudanya bersamaan itu pada hadir dan mereka juga membawa skripsi-skripsi yang juga dilihat oleh beliau-beliau.”
“Plus tadi juga mereka membawa foto-foto dokumen-dokumen,” ungkap dia.
Dalam konteks ini, Wening menegaskan bahwa UGM tidak berada di posisi membela siapapun, melainkan hanya menjelaskan berdasarkan dokumen yang ada.
“Menjelaskan sebagai sebuah lembaga yang memiliki dokumen, ini mahasiswa kami dulu atau tidak? Dan lulus atau tidak? Itu sudah kami jelaskan dan Joko Widodo itu lulus pada 5 November 1985, sesuai dengan catatan di dokumen Fakultas Kehutanan,” tuturnya.
Wening juga menyatakan bahwa UGM tidak akan terlibat dalam perdebatan yang sedang berlangsung, khususnya di platform media sosial.
“Kita tidak akan masuk ke dalam polemik, terutama polemik di sosial media. Dasar kami bukan interpretasi pada apa yang disampaikan orang satu ke orang lain, tapi dasar kami adalah data yang kami punya,” pungkasnya.
Penjelasan Universitas Gadjah Mada tentang Font serta Nomor Seri Ijasah Jokowi
Sebelumnya, UGM sudah memberikan pernyatan resmi tentang asli atau tidaknya ijazah Jokowi saat merespons ucapan mantan dosen Rismon.
Ternyata, pernyataan tunggal yang dibuat oleh Rismon menimbulkan kontroversi dan diskusi panjang di antara para pengguna media sosial sehingga Menteri Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta terpaksa mengomentari hal tersebut.
Mengenai tuduhan dari Rismon tentang penggunaan Font Times New Roman dalam sampul skripsi dan sertifikat yang dipandang mencurigakan terkait asli tidaknya dokumen tersebut, Sigit mengklarifikasi bahwa pada masa itu sejumlah besar mahasiswa telah menggunakan jenis huruf tersebut.
Khususnya untuk membuat sampul dan halaman penyetujuan di lokasi pencetakan.
Bahkan di sekitaran kampus UGM pada saat itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (sudah tutup-red) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi.
Itu semua, kata Sigit, harus sudah dikenali oleh Rismon karena dia pun sedang belajar di UGM.
“Kenyataan bahwa terdapat mesin percetakan di Sanur serta hal ini haruslah dikenali oleh pihak berkepentingan mengingat mereka juga sedang menempuh pendidikan di UGM,” tegas Sigit saat berada di kawasan kampus UGM, Jumat (21/3/2025), seperti dilaporkan.
ugm.ac.id.
Sigit menggarisbawahi bahwa banyak skripsi milik mahasiswa menggunakan sampul serta lembar pengesahan yang dicetak oleh mesin cetak.
“Beberapa skripsi mahasiswa menggunakan sampul serta lembar pengesahan dari mesin cetak,” ujarnya.
Berikutnya, mengenai nomor serinya, ijazah Jokowi disebutkan sebagai beda karena tidak memakai klaster melainkan cuma angka, Sigit menyatakan bahwa pada masa tersebut, Fakultas Kehutanan punya aturan tersendiri dan belum adanya penyerasan sistem dari pihak universitas.
Sigit menjelaskan, penomoran tersebut tidak hanya berlaku pada ijazah Jokowi.
Namun, berlaku juga pada semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan.
“Angka tersebut mengikuti urutan nomor induk mahasiswa yang diterima dan diikuti oleh singkatan FKT, yang merupakan akronim untuk nama fakultas,” jelasnya.
Kembali lagi, Sigit mengungkapkan penyesalannya atas tudingan dari Rismon melalui sebuah video yang mencurigakan tentang ijazah serta skripsinya milik Jokowi.
Akibatnya, seperti halnya ijazah Jokowi yang dikeluarkan oleh UGM tampaknya tidak sahih.
Dia mengulangi lagi bahwa Jokowi memang pernah belajar di UGM, jadi ijazah serta skripsi yang dimilikinya pasti otentik.
Sigit menyinggung pula bahwa Jokowi familiar di kalangan teman satu angkatan dan rajin berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan.
Harus dipahami bahwa ijasah dan tesis milik Joko Widodo merupakan yang resmi. Dia memang pernah menempuh pendidikan di tempat ini, sahabat sekelasnya sangat familiar dengan dirinya.
“Beliau sangat aktif dalam organisasi kemahasiswaan (Silvagama). Beliau juga telah mengikuti berbagai macam mata pelajaran, menyusun skripsinya dengan serius; karenanya, ia mendapatkan ijazah resmi dari UGM,” jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul
UGM Pastikan Keaslian Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Surat dan Dokumen Akademik
(politics.apabisa.com | apabisa.com/Rifqah/Fersianus Waku) (Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan)