24 Jul 2025, Thu

Inflasi Babel Maret 2025 Naik ke 1,83%, BI: Kenaikan Tarif Listrik di Bawah 2.200 VA Masih Wajar


, BANGKA

– Inflasi bulanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar 1,83 persen (mtm) pada Maret tahun 2025.

Kenaikannya cukup besar jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang justru tercatat mengalami penurunan harga sebesar 0,03% (bulan ke bulan).

Kenakan tersebut melebihi rata-rata inflasi nasional yang mencapai 1,65 persen (mtm).

Merespons kondisi itu, Bank Indonesia Propinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan kerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Dan juga mitranya yang lain melalui penerapan strategi 4K (Harga Terjangkau, Keberadaan Persediaan, Aliran Distribusi Lancar, serta Komunikasi Yang Efektif).

Itu dilakukan agar inflasi tetap terkendali dalam batasan target nasional, terutama saat periode Ramadhan dan mendekati Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung, Rommy S Tamawiwy, menyatakan bahwa alasan terbesar kenaikan harga-harga setiap bulan disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik usai berakhirnya kebijakan subsidi sebanyak 50% yang diberlakukan pemerintah bagi pengguna daya kurang dari 2.200 VA.

Kenaikan tersebut terlihat dalam kategori Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mengalami inflasi sebesar 19,03 persen (mtm).

“Rommy menyampaikan bahwa kami berkolaborasi dengan TPID dalam meningkatkan koordinasi dan tindakan nyata, termasuk pelaksanaan operasi pasar, Gerakan Pangan Hemat, serta pengawasan harga sehari-hari menggunakan PIHPS guna mempertahankan stabilitas harga dan kemampuan pembelian publik,” katanya saat berbicara dengan jurnalis pada hari Rabu (9/4/2025).

Menurut Rommy, sepanjang bulan Maret tahun 2025, Bank Indonesia sudah mensupport 47 kali kegiatan operasi pasar serta 8 kali gerakan pangan murah (GPM) yang dilakukan di beberapa daerah Kepulauan Bangka Belitung.

Bank Indonesia turut mendukung penyaluran bahan makanan ke lokasi penting supaya harganya menjadi lebih murah dibandingkan dengan di pasaran.

Dalam hal pendistribusian, tindakan nyata lainnya adalah membantu mengirimkan 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta menuju Belitung Timur.

Penyebaran ini adalah hasil dari kolaborasi di antara Koperasi Pengendalian Inflasi Daerah serta Perum Bulog lokal untuk mengatur stabilitas harga barang-barang sebelum hari raya.

“Tak hanya di lapangan, kami juga aktif dalam komunikasi publik melalui publikasi konten edukatif, baliho, siaran radio, hingga opini media yang bertujuan mengajak masyarakat bijak berbelanja.

Rapat Tingkat Tinggi (HLM) TPID di berbagai kabupaten atau kota diselenggarakan dengan saksama sepanjang bulan Maret,” jelasnya.

Di masa mendatang, Rommy menggarisbawahi bahwa kesulitan untuk mempertahankan laju inflasi masih akan berlanjut, khususnya disebabkan oleh goncangan pada harga-harga komoditas pertanian serta pengaruh perubahan iklim yang tidak biasa terhadap kelancaran pasokan barang.

Namun begitu, dia yakin target inflasi nasional sebesar 2,5±1 persen tetap bisa dicapai lewat kerjasama erat antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, TPID, serta semua unsur masyarakat.

Harga stabil merupakan landasan krusial untuk perkembangan ekonomi yang merata dan bertahan lama di Bangka Belitung.

Kita akan tetap berusaha menyimpan keyakinan publik,” ujar Rommy dengan tegas.

(/Andini Dwi Hasanah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *